Panahan merupakan salah satu olahraga tertua yang ada didunia. Sebelum menjadi aktivitas olahraga seperti sekarang ini, memanah adalah kegiatan berburu binatang, kemudian berevolusi menjadi alat untuk berperang dan setelah ditemukannya mesiu maka pelan-pelan panahan menjadi sarana melatih keterampilan prajurit saja, dan pada akhirnya sekarang menjadi kegiatan olahraga yang diperlombakan dengan menjadikan tingkat akurasi sebagai acuannya.
Dalam perjalanannya tersebut tentunya banyak juga terjadi penyesuaian, perkembangan dan penyempurnaan baik dari sisi peralatan, tujuan dan keilmuannya. Akan tetapi secara mendasar, cara menggunakan busur dan anak panah tetaplah sama, sehingga berbagai perubahan tersebut tetap mempunyai dasar Teknik yang sama.
Teknik panahan adalah sebuah siklus yang berulang, dimulai dari stance/kuda-kuda atau cara berdiri sampai dengan anak panah tersebut menancap pada sasarannya. demikian tersebut berulang-ulang. Baik itu dalam panahan modern (target archery), maupun tradisional. Siklus dalam Teknik panahan merupakan sebuah rangkaian gerak dari awal sampai dengan akhir yang berurutan dan tidak boleh tertukar rangkaiannya. Rangkaian tersebut dinamakan sequences (tahapan) atau banyak juga yang mengistilahkannya dengan Langkah-langkah Teknik.
Jadi yang dapat kita pahami pertama adalah Teknik memanah adalah sebuah siklus yang terdiri dari serangkaian gerak (sequences) dimana rangkaian tersebut harus berurut dan tidak tertukar Langkah-langkahnya.
Dalam siklus Teknik tersebut, kita dapat membaginya menjadi beberapa Langkah, dari yang sederhana empat Langkah, sampai dengan yang cukup kompleks. Sebagai perbandingan, World Archery Coach level 1 manual book membagi menjadi 4 langkah dasar untuk pemula, sementara dari Kim Hyun Tak archery membaginya menjadi 9 langkah dasar. Langkah yang sederhana yang banyak dipakai contohnya adalah :
- Siap
- Angkat Busur
- Tarik
- Bidik
- Lepas
Dengan Langkah dan instruksi yang sederhana, maka pemula akan mudah mengerti dan mempraktekannya, baik sendirian ataupun Bersama-sama.
Semakin mahir seorang pemanah, maka Langkah-langkah tersebut dapat dibuat menjadi lebih detail lagi. Artinya dari empat Langkah diatas, setiap langkahnya dapat dibagi lagi menjadi beberapa sub Langkah. Contohnya pada Langkah pertama “siap – angkat busur” dapat dibagi lagi menjadi :
- Stance (Cara berdiri/kuda-kuda)
- Hooking (cara mengaitkan jari ke string)
- Grip (cara memegang busur)
Sehingga yang pada awalnya satu Langkah saja kemudian dibagi menjadi tiga Langkah. Demikian juga di Langkah kedua (Tarik string) dapat kita bagi lagi menjadi beberapa sub Langkah. Sehingga rangkaian Langkah gerak tersebut menjadi banyak. Beberapa pemanah dalam satu siklusnya ada yang menjadikannya 12 langkah, 17 langkah dan lain sebagainya.
Bagi para pemula, atau para pelatih yang mengajarkan pada pemanah pemula, Langkah-langkah yang sederhana sangat membantu dalam praktek, setelah dirasa cukup terbiasa maka dapat kemudian ditambahkan beberapa sub Langkah untuk detailnya. Demikian seterusnya sehingga memiliki rangkaian Langkah yang dirasa sudah mewakili lengkap siklus yang pemanah lakukan.
Rangkaian Langkah tersebut dapat dipersonalisasi oleh si pemanah, ditambahkan, dimodifikasi, diperjelas. Misal dalam sub Langkah grip, pemanah kemudian mengartikannya lebih detail lagi tentang posisi jari jempol, posisi telunjuk apakah menyentuk riser atau tidak dan lain sebagainya. Atau mungkin tekanan telapak tangan terhadap busur, apakah ada ditelapak bagian atas atau bagian bawah.
Manfaat dari Menyusun Langkah-langkah tersebut salah satunya adalah untuk menjaga konsistensi siklus Teknik. Dengan selalu mengingat, memperhatikan dan melakukan sesuai deskripsi Langkah, maka pemanah akan meminimalisir terjadinya kesalahan atau ketidak konsistenan. Contohnya pada tembakan pertama, dalam grip, jempol menekan busur, tetapi pada tembakan kedua, dalam grip ternyata jempol tidak menyentuh busur. Sehingga hasil tembakan pertama berbeda dari tembakan kedua.
Manfaat berikutnya dari Menyusun Langkah dalam siklus Teknik adalah untuk meningkatkan presisi. Tingkat presisi dalam panahan dikenal dengan istilah grouping, yaitu kerapatan hasil tembakan dalam satu seri (rambahan). Semakin konsisten Langkah-langkah maka arah, tenaga dan waktu akan semakin terjaga, maka grouping akan semakin rapat. Semakin mahir semakin konsisten maka hasil tembakan akan semakin rapat, anak panah disasaran akan rapat menyerupai sapu lidi.
Manfaat lain dari memiliki Langkah Teknik adalah Ketika pemanah dalam keadaan tertekan secara mental, misal dalam sebuah kejuaraan, dimana saat menembak pemanah merasa tertekan oleh kondisi lomba, lawan yang terkenal, supporter yang gaduh dan lain sebagainya. Sehingga pemanah tidak dapat konsentrasi dan tidak dapat mengendalikan tekniknya. Maka dengan cara mengingat, memikirkan dan focus pada Langkah-langkah yang telah buat dan telah dilatih, ganguan-gangguan mental tersebut akan teralihkan. Pikiran dan perasaan pemanah akan terkonsentrasi pada rangkaian Langkah teknik. Dan performa pemanah akan Kembali seperti saat Latihan.
Dapat kita simpulkan bahwa Teknik memanah adalah sebuah siklus (rangkaian gerak dari awal sampai akhir) yang dapat dibagi menjadi beberapa langkah (sequences). Baik Langkah-langkah sederhana ataupun detail. Dengan melatih dan menyempurnakan langkah-langkah tersebut akan didapatkan tingkat presisi yang tinggi serta dapat meminimalisir gangguan atau tekanan mental dalam perlombaan.
Dalam artikel-artikel kedepan kita akan membahas acuan dasar dari Langkah-langkah Teknik memanah. Dan Langkah dasar tersebut dapat dipraktekan baik untuk divisi nasional, recurve, compound maupun tradisional.
Memahami Teknik Dalam Panahan